Pages

Minggu, 06 Juni 2010

Instalasi Pembuangan Sampah

Kebutuhan akan lokasi pembuangan sampah terakhir, kini menjadi persoalan serius di kota2 besar. Pada saat ini sebagian besar lokasi pembuangan akhir dilakukan di suatu tempat dengan cara membuang begitu saja, tanpa membuat pengolahan apapun. Sampah ditimbun begitu saja yang kadang2 ditimbun lagi dengan tanah. Setelah lokasi penuh, tempat tersebut akan ditinggalkan dan selanjutnya mencari lokasi baru. Dengan cara ini, maka kita perlu setiap waktu mencari lokasi2 baru untuk tempat pembuangan / penimbunan sampah. Cara ini juga menjadi tidak sehat dan menimbulkan polusi. Bagaimana tidak, pembuangan sampah secara terbuka akan menimbulkan bau yang tidak sedap, mengundang lalat, penyebaran bakteri dan bibit2 penyakit lainnya.
Solusi antara lain dilakukan dengan membakar sampah memakai unit incinerator. Tetapi system pembakaran sampah ini membutuhkan energi berupa bahan bakar minyak atau gas. Selain itu incinerator juga merupakan instalasi penyumbang karbon dalam skala yang cukup besar.
Untuk mengatasi hal2 diatas, kami mempunyai sebuah idea yang mungkin lebih baik. Idea ini merupakan sebuah instalasi pembuangan sampah yang praktis tidak memerlukan energi tambahan berupa bbm atau gas. Instalasi ini juga tidak menimbulkan tambahan polusi karbon. Tidak menimbulkan bau dan tidak mengundang lalat dan tidak menyebarkan bakteri dan bibit penyakit.
Instalasi ini berupa sebuah tempat pembuangan sampah yang berupa sebuah silo atau kotak besar dengan kapasitas ratusan atau ribuan ton sampah. Kotak atau silo ini akan diisi oleh buangan sampah. Sampah yang dibuang disini dapat berupa sampah kota yang masih berupa campuran sampah organik dan non organik.
Silo ini mempunyai sebuah pintu pengisian. Saat pengisian, pintu silo akan terbuka, selanjutnya akan tertutup kembali. Setelah silo terisi penuh dengan sampah, maka silo tersebut ditutup rapat. Dengan ditutup rapat, maka bau sampah tidak tersebar keluar. Dan lalatpun tidak akan timbul atau berkembang biak.
Selanjutnya proses pembusukan sampah didalam silo akan berlangsung dalam ruang tertutup. Selama proses pembusukan, akan dihasilkan gas methan yang bisa dipakai untuk bahan bakar sebuah pembangkit listrik atau keperluan pembakaran lainnya.
Setelah proses pembusukan berlangsung selama 6 bulan, maka seluruh sampah organik sudah berubah menjadi kompos. Bahan kompos ini dapat dijual sebagai pupuk tanaman organik. Hasil penjualan kompos ini dapat dijual dan menjadi keuntungan bagi pengelola instalasi ini. Gas methan yang dihasilkan selama proses pembusukan, juga bisa dijual atau dimanfaatkan sebagai energi gas.
Selain itu karena sampah yang di masukkan ke silo masih berupa sampah campuran, maka pemisahan bahan2 non organik yang terdapat pada sampah bisa dilakukan setelah sampah itu berubah menjadi kompos. Pemisahan ini akan dapat berlangsung lebih mudah dan lebih aman karena kompos itu sudah tidak lagi berbau sampah seperti sebelumnya. Bahan2 non organik ini bisa didaur ulang, diberikan kepada para pemulung atau dijual.
Setelah kompos dikeluarkan dari silo, maka silo dapat diisi lagi oleh sampah baru untuk diproses lagi selama 6 bulan kedepan. Dengan cara ini, maka pengolahan sampah dapat dilakukan di satu lokasi saja tanpa perlu mencari lokasi lain setiap waktu.
Untuk menjaga agar proses berlangsung kontinu setiap waktu, maka kita perlu membuat minimum 7 unit silo dengan waktu pengisian 1 bulan untuk setiap silo. Dan waktu pengosongan kompos selama 1 bulan setiap silo. Ini akan membuat proses berlangsung secara terus menerus secara berkesinambungan.
Gas methan dan kompos yang dihasilkan dapat dijual untuk memberikan keuntungan bagi pengelola instalasi pembuangan sampah atau silo tersebut. Kompos sangat diperlukan untuk perkebunan organik. Sedangkan sampah2 non organik yang terdapat dalam sisa sampah yang tidak dapat berubah menjadi kompos, dapat didaur ulang. Sedangkan air yang dihasilkan dalam proses inipun sangat baik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Pada gambar dibawah, terlihat truk membuang sampah ke silo. Penutup atas akan menutup rapat silo bila tidak sedang diisi sampah. Selama proses berlangsung pintu atas selalu dalam kondisi tertutup. Agar gas methan dapat dipergunakan secara maksimal.
Kebutuhan akan lokasi pembuangan sampah terakhir, kini menjadi persoalan serius di kota2 besar. Pada saat ini sebagian besar lokasi pembuangan akhir dilakukan di suatu tempat dengan cara membuang begitu saja, tanpa membuat pengolahan apapun. Sampah ditimbun begitu saja yang kadang2 ditimbun lagi dengan tanah. Setelah lokasi penuh, tempat tersebut akan ditinggalkan dan selanjutnya mencari lokasi baru. Dengan cara ini, maka kita perlu setiap waktu mencari lokasi2 baru untuk tempat pembuangan / penimbunan sampah. Cara ini juga menjadi tidak sehat dan menimbulkan polusi. Bagaimana tidak, pembuangan sampah secara terbuka akan menimbulkan bau yang tidak sedap, mengundang lalat, penyebaran bakteri dan bibit2 penyakit lainnya.
Solusi antara lain dilakukan dengan membakar sampah memakai unit incinerator. Tetapi system pembakaran sampah ini membutuhkan energi berupa bahan bakar minyak atau gas. Selain itu incinerator juga merupakan instalasi penyumbang karbon dalam skala yang cukup besar.
Untuk mengatasi hal2 diatas, kami mempunyai sebuah idea yang mungkin lebih baik. Idea ini merupakan sebuah instalasi pembuangan sampah yang praktis tidak memerlukan energi tambahan berupa bbm atau gas. Instalasi ini juga tidak menimbulkan tambahan polusi karbon. Tidak menimbulkan bau dan tidak mengundang lalat dan tidak menyebarkan bakteri dan bibit penyakit.
Instalasi ini berupa sebuah tempat pembuangan sampah yang berupa sebuah silo atau kotak besar dengan kapasitas ratusan atau ribuan ton sampah. Kotak atau silo ini akan diisi oleh buangan sampah. Sampah yang dibuang disini dapat berupa sampah kota yang masih berupa campuran sampah organik dan non organik.
Silo ini mempunyai sebuah pintu pengisian. Saat pengisian, pintu silo akan terbuka, selanjutnya akan tertutup kembali. Setelah silo terisi penuh dengan sampah, maka silo tersebut ditutup rapat. Dengan ditutup rapat, maka bau sampah tidak tersebar keluar. Dan lalatpun tidak akan timbul atau berkembang biak.
Selanjutnya proses pembusukan sampah didalam silo akan berlangsung dalam ruang tertutup. Selama proses pembusukan, akan dihasilkan gas methan yang bisa dipakai untuk bahan bakar sebuah pembangkit listrik atau keperluan pembakaran lainnya.
Setelah proses pembusukan berlangsung selama 6 bulan, maka seluruh sampah organik sudah berubah menjadi kompos. Bahan kompos ini dapat dijual sebagai pupuk tanaman organik. Hasil penjualan kompos ini dapat dijual dan menjadi keuntungan bagi pengelola instalasi ini. Gas methan yang dihasilkan selama proses pembusukan, juga bisa dijual atau dimanfaatkan sebagai energi gas.
Selain itu karena sampah yang di masukkan ke silo masih berupa sampah campuran, maka pemisahan bahan2 non organik yang terdapat pada sampah bisa dilakukan setelah sampah itu berubah menjadi kompos. Pemisahan ini akan dapat berlangsung lebih mudah dan lebih aman karena kompos itu sudah tidak lagi berbau sampah seperti sebelumnya. Bahan2 non organik ini bisa didaur ulang, diberikan kepada para pemulung atau dijual.
Setelah kompos dikeluarkan dari silo, maka silo dapat diisi lagi oleh sampah baru untuk diproses lagi selama 6 bulan kedepan. Dengan cara ini, maka pengolahan sampah dapat dilakukan di satu lokasi saja tanpa perlu mencari lokasi lain setiap waktu.
Untuk menjaga agar proses berlangsung kontinu setiap waktu, maka kita perlu membuat minimum 7 unit silo dengan waktu pengisian 1 bulan untuk setiap silo. Dan waktu pengosongan kompos selama 1 bulan setiap silo. Ini akan membuat proses berlangsung secara terus menerus secara berkesinambungan.
Gas methan dan kompos yang dihasilkan dapat dijual untuk memberikan keuntungan bagi pengelola instalasi pembuangan sampah atau silo tersebut. Kompos sangat diperlukan untuk perkebunan organik. Sedangkan sampah2 non organik yang terdapat dalam sisa sampah yang tidak dapat berubah menjadi kompos, dapat didaur ulang. Sedangkan air yang dihasilkan dalam proses inipun sangat baik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Pada gambar dibawah, terlihat truk membuang sampah ke silo. Penutup atas akan menutup rapat silo bila tidak sedang diisi sampah. Selama proses berlangsung pintu atas selalu dalam kondisi tertutup. Agar gas methan dapat dipergunakan secara maksimal.
Setelah 6 bulan, maka kompos dapat dikeluarkan melalui pintu pembuangan kompos dibawah.Proses pembusukan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu diperlukan percobaan untuk menentukannya.
Dengan sistem pembuangan sampah yang sekaligus sebagai penghasil kompos dan gas methan, maka akan dihasilkan solusi dari lokasi pembuangan sampah yang ber-pindah2, solusi masalah polusi sampah karena instalasi ini tidak mengeluarkan bau akibat ditutup rapat dan juga tidak menimbulkan lalat. Tidak menimbulkan polusi udara karena tanpa pembakaran dan dapat dipakai selamanya. Lokasi instalasi inipun tidak perlu terlalu jauh dari permukiman karena minimnya polusi yang dihasilkan.
Instalasi ini sangat sesuai untuk dipakai mengatasi masalah sampah di kota2 besar maupun kota kecil diseluruh dunia.

Setelah 6 bulan, maka kompos dapat dikeluarkan melalui pintu pembuangan kompos dibawah.Proses pembusukan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu diperlukan percobaan untuk menentukannya.
Dengan sistem pembuangan sampah yang sekaligus sebagai penghasil kompos dan gas methan, maka akan dihasilkan solusi dari lokasi pembuangan sampah yang ber-pindah2, solusi masalah polusi sampah karena instalasi ini tidak mengeluarkan bau akibat ditutup rapat dan juga tidak menimbulkan lalat. Tidak menimbulkan polusi udara karena tanpa pembakaran dan dapat dipakai selamanya. Lokasi instalasi inipun tidak perlu terlalu jauh dari permukiman karena minimnya polusi yang dihasilkan.
Instalasi ini sangat sesuai untuk dipakai mengatasi masalah sampah di kota2 besar maupun kota kecil diseluruh dunia.

0 komentar:

Posting Komentar